Jan 21, 2011

Ar Rohiim

Tidak setiap orang mengetahui
bahwa jauh di dalam jiwanya, setiap hari bergaung
selaksa doa tanpa kata

"Wahai Sang Maha Penyayang, jangan
sampai hari ini aku tak makan, jangan sampai tak minum,
jangan sampai patah tangan, jangan sampai jiwa linglung,
jangan sampai hari berantakan, jangan sampai lepas nafas di hidung,
tidur tak bangun, jangan sampai menyerbu banjir bandang,
jangan sampai meledak gunung, jangan sampai pecah bintang,
jangan sampai matahari turun..."

Dan Allah, Maha Mengabulkan,
namun teramat sedikit yang orang rasa dan pikirkan

Selaksa doa yang diam, selaksa pengharapan bisu
diucapkan oleh kesunyian:
Allah Maha Meniti dan Mendengarkan,
kasihnya tak terumuskan,
di mulut-Nya sukma orang-orang bergelantungan

Dimalam-malam yang sepi, orang mengucapkan
permintaan-permintaan tambahan,
sebab segala yang telah dijamin Tuhan, terkubur
di tanah bisu kealpaan.

"Kenapakah saudaraku -- demikian engkau mengatakan
kenapakah selalu hanya kita,
ingat satu diantara seribu: yakni anugerah Allah yang ditunda,
atau ia balik warna kejadiannya -- sedang dengan itu kita diajari
bagaimana membaca rahasia?"
(EAN)