Tidak dicari dia datang sendiri, terkadang sesuatu datang tanpa diduga oleh manusia bahkan diluar jangkauan common sense yang kita miliki. Kebaikan bisa dilakukan dimanapun, hanya diri sendiri yang bisa menentukan mau atau tidak berbuat baik. Kebaikan dan kejahatan memiliki korelasi yang kuat. Kejahatan adalah kebaikan yang tidak diletakkan pada tempatnya. Kertas putih yang ditebar dilantai, berpotensi untuk menjadi sampah.
Entah, secara pasti saya belum melakukan pendekatan secara keilmuan yang memadai apakan kejahatan diciptakan Tuhan. Sintesis yang saya ajukan disini adalah bahwa Tuhan memiliki rahman dan rahim yang universal dengan segala keagungan-Nya ia tebarkan nikmat keseluruh jagat semesta alam. Yang memiliki potensi untuk menciptakan kejahatan adalah manusia sebagaimana Allah berfirman di dalam Surat An-nas,ayat 5 dan 6
“allazi yuwaswisu fi sudurin-nas, minal-jinnati wan-nas” artinya : "Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari golongan jin dan manusia".
dalam firman Allah tersebut, yang saya pahami adalah bahwa kejahatan itu bersumber pada dua golongan yaitu dari bangsa jin dan manusia. jin diciptakan dari api, dimana api bisa menjadi musuh bagi manuisa jika terjadi reaksi yang berlebihan maka dapat membahayakan manusia.
Manusia dapat berkomunikasi dengan jin ketika atau pada saat ia memasuki sebuah keaadan ilusi, pada kondisi ilusi manusia berada pada alam bawah sadar dan mengalami peristiwa-peristiwa fantasi,tergantung kepada bentuk emosi dan ambisinnya kala itu, Ilusi tidak dimiliki oleh mahkluk jin yang menjadikan manusia sebagai mahluk Allah yg sempurna,tetapi justru kelemahan bagi manusia ,karena ilusi adalah jembatan para jin untuk mengganggu manusia dengan menyajikan gambaran palsu yg membuai. tetapi tidak semua ilusi bernilai negatif tetapi ada juga yg bernilai positif ,apalagi yg memberi informasi.
Darah manusia terdapat reaksi, karena darah membawa oksigen untuk di distribusikan ke seluruh tubuh. Darah manusia terbentuk dari sari-sari makanan. Sifat makanan dapat menjadi halal dan haram, jika yang dimakan manusia adalah sesuatu yang halal maka akan memberikan efek yang baik bagi diri manusia, sebaliknya jika sesuatu yang dimakan manusia didapat dari ketidakwajaran maka akan memberikan efek yang sama yaitu ketidakwajaran akan terjadi pada diri manusia. Setan berada pada aliran darah manusia, dimana darah bersumber dari sari-sari makanan sehingga makanan yang dimakan manusia berpotensi untuk mempengaruhi diri manusia.
Manusia dipinjamkan akal, akal berperan untuk melakukan daya cerna, daya terka, daya rencana, dan daya rancang. Akal memproses segala data yang masuk dari indera(penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan perabaan) yang dimiliki manusia. Akal yang membedakan manusia dengan mahluk flora dan fauna. Akal adalah alat yang dipinjamkan Allah yang berfungsi sebagai
receiver gelombang elektromagnetik yang dipancarkan secara kontinu oleh Allah Swt, serta sebagai alat untuk mengamati gejala-gejala yang diciptakan Allah di semesta alam.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (Ali ‘Imran, Ayat 190).
akal itu suatu potensialitas rohaniah, kita harus menggalinya sepanjang zaman, karena yang kita dapatkan darinya hanya gejala-gejalanya saja, Anda kenal inspirasi, kretivitas, ilham, ide, gagasan. Serpihan-serpihan meloncat dalam kandungan rahasia akal ke memori dan kesadaran kita. Akal itu bagaikan ujung jari Tuhan yang menyentuh cintanya kepada kita untuk mentransfer cinta, silaturahmi, janji kasih, dan berbagai anugrah. Kalau dikatakan ada orang kehilangan akal, artinya ia mengalami keterputusan kontak dengan hidayah Tuhan. Pikirannya buntu dan otaknya terbengkalai. Jadi, otak bisa tidak sehat, cara berpikir bisa khilaf dan terpeleset, tapi akal selalu sehat dan benar. Yang tak sehat biasanya adalah metode dan mekanisme berpikir.
“