Sabtu (9 April 2011) pagi pukul 02:00, saya menyaksikkan liputan khusus disebuah stasiun televisi swasta. Tayangan tersebut mengulas masalah kemacetan yang terjadi di Merak, Banten.. Allah memberikan akal pada manusia. Akal adalah daya cerna, daya terka, daya rencana, daya rancang, bekerja mengolah data yang diterima oleh naluri atau indera manusia.
Data yang kita terima adalah kemacetan, kemudian muncul pertanyaan-pertanyaan kenapa bisa terjadi kemacetan di Merak?. Mulai saat ini kita coba untuk berpikir ekskalasi, melihat sesuatu dengan cara yang komprehensif. Karena akal yang diberikan Allah pada kita memiliki daya terka, maka untuk menjawab pertanyaan diatas tadi, saya bisa menprediktifkan, mengumpamakan jawaban untuk menjawabnya.
Kemacetan di daerah puncak... apakah mungkin kemacetan dipuncak terjadi dengan sendirinya. Pernah tidak kita berpikir tentang kapitalisasi kemacetan?. Kalau ada yang memiliki kuasa untuk mengatur jalan di puncak berarti dia sudah tahu seluk beluk dan keadaan medan pada jalan tersebut. Karena ada kebutuhan yang mendesak untuk menyetor pada atasannya. Maka bisa saja sang pengatur jalan merekayasa keadaan untuk memenuhi setoran tersebut. (seumpamanya)
Sekarang, kita coba berpikir secara mendalam mengenai kemacetan di Merak. Ada berbagai macam isu yang telah diterbitkan di Media Massa, jauh sebelum kemacetan yang terjadi sekarang ini yaitu mengenai pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera. Untuk pembangunan jembatan tersebut China siap untuk melakukan investasi. Tentunya dana investasi ini cukup besar. Bagi orang –orang yang berada di lingkaran kekuasan yang memiliki hak penuh dalam pembangun tersebut tentunya sangat senang. Tidak menutup kemungkinan bahwa pemegang hak kekuasaan akan terciprat dana investasi tersebut.
Untuk mendesak percepatan pembangunan tersebut maka dibuatlah rekayasa-rekayasa yaitu membuat zona ketidak nyamanan bagi pengguna jasa penyeberangan Merak-Bakauheuni. Ketidak nyamanan tersebut akan menciptakan kekuatan baru yang mendorong hasrat betapa pentingnya pembangun jembatan Merak – Bakauheuni sebagai alternatif penyeberangan.
padahal jalan tol yang paling murah adalah penyeberangan melalui laut. Pembuatan infrastruktur transportasi laut tidak akan pernah menggusur rumah-rumah, karena lahan yang dipakai untuk alat transportasi ini menggunakan jalur laut. Media Indonesia, Transportasi laut di Jepang, untuk pengiriman cargo via laut lebih murah sepuluh kali lipat dibandingkan biaya pengiriman cargo via darat. Sedangkan jasa transportasi laut di Indonesia, ongkos angkut barang untuk komoditas jeruk dari Pontianak ke Jakarta lebih mahal ongkos angkut dari China ke Jakarta.Mahalnya transportasi laut di Indonesia disebabkan karena transportasi laut mensubsidi transportasi darat. Selain itu, operasional pelabuhan hanya beroperasi 12 jam terutama untuk bongkar muat dan minimnya pembangunan alat bongkar muat.
“Jadi kita semua jangan heran kalau infrastruktur yang dibangun di negara ini selalu membawa permasalahan-permasalahan baru, karena dasar pembuatan infrastruktur tersebut bukan pada rasa kemanusian dan pemenuhan hak-hak kepada rakyat”.
“Tulisan ini dibuat hanya atas dasar kira-kira atau seumpamanya, tidak ada delik hukum untuk pernyatan yang kira-kira”