Jul 11, 2011

Rindu Yogyakarta(I)



Bismillah-irrahman-irrahim

Ada sesuatu yang belum dapat saya jelaskan kenapa saya menyukai Kota Yogyakarta. Hari ini saya akan sedikit menjelaskan hal tersebut. Sebelumnya, saya pernah membuat pernyataan kepada seorang teman yang ada di kota yogyakarta : “wah gw jatuh cinta diel, sama kota Yogyakarta, meskipun belum pernah kesana”.
Alhamdulillah... 06 Agustus 2010, Embara ke-2 sebuah rencana (Menjelajah IndonesiaRaya) dari tiga pemuda yang memiliki seribu perbedaan ini namun seiring sejalan satu tujuan, mewujudkan rencana mengunjungi kota Yogyakarta. Hal ini kami sadari sepenuhnya, bahwa yang memberangkatkan kami adalah atas Izin Allah Yang Maha Kuasa. Saya dan fadil pernah membahas tentang kata-kata dalam doa. Dalam doa kami sering menyebutkan “ suatu saat kita akan pergi ke Yogya”, kata-kata ‘suatu saat’ setelah kami telaah ternya tidak memiliki kepastian waktu. Akhirnya, terjadi kesepakatan diantara kami untuk mengubah kata “suatu saat” dengan kata “esok”. Esok yang kami yakini adalah satu hari setelah berdoa atau mungkin esok ketika kita siap menerimanya. 

    


07 Agustus 2010, Tubuh saya sampai di kota Yogyakarta, kali pertama saya menginjakkan kaki di Stasiun Lempuyangan. Saya belum merasakan hal yang berbeda ketika itu. Ketika penjelajahan saya memasuki pelosok ruang kota Yogyakarta, saya merasakan sebuah aura yang berbeda ketika memasuki jalan malioboro dan berbagai jalan di daerah Yogyakarta. Jalan Malioboro sehemat saya adalah jalan lurus yang jaraknya dari Keraton sekiter 800 meter. Disepanjang jalan Malioboro banyak sekali godaan-godaan dan pusatnya adalah pasar beringharjo. Jadi saya mengibaratkan jalan maliboro sebagai jalan lurus(siratal mustaqim), kita akan tergoda untuk melirik kiri-kanan jika melewati jalan ini. Disini saya merasakan sebuah hiruk pikuk kegiatan perekonomian rakyat, inilah sebuah wujud nyata dari rakyat yang berhasil mempertahankan perekonomian Indonesia dari kebangkrutan total. Meskipun rakyat ini tidak pernah di beri nafas segar oleh pemerintah pusat tapi mereka tetap survive. Disini saya berfantasi, seakan-akan saya adalah Seorang Patih yang baru saja pulang dari medan perang, yang dikanan –kirinya adalah rakyat yang menyambut, terlampau naif angan-angan saya.heheh.. Jalan ini juga menjadi saksi bisu bagi orang besar yang kini nama dan prestasinya banyak diketahui khalayak.
Tidak pada jalan malioboro saja hampir setiap pelosok yang saya jejaki, perjalanan saya bersama baculisme membuat hati saya tersenyum. Saya tidak melihat sebuah aktivitas ekonomi yang merendahkan martabatnya sebagai seorang manusia. Kegiatan mereka untuk mempertahankan kehidupanan minimal ditopang dari perdagangan berupa warung kelontong sederhana tidak menganut konsep ekonomi profesionalisme modern. Kalaupun ada sebuah kegiatan ekonomi berupa kemaksiatan atau pencurian, setidaknya saya mendapatkan informasi otentik maupun cerita dari beberapa orang Yogyakarta, bahwa ada sebuah desa yang dilabel desa free sex dan maling. Info yang saya dapatkan, ketika Merapi menjalankan perintah dari Sang Perancangnya yaitu Allah azza wa zala untuk memuntahkan kekayaaannya, tidak ada kalimat yang terucap berupa takbir atau kalimat yang mengagungkan asma-Nya di desa tersebut. Wallahuallam..

Di kota Yogyakarta, begitu banyak turis lokal/pelajar dari berbagai suku, agama, budaya, ras dan  daerah dari Indonesia Raya yang datang untuk belajar. Sejauh ini saya memperhatikan tidak ada aktifitas yang saling gesekan-gesejan, tikam-menikam, jegal-menjegal, tindas-menindas,dsb. Semua aktivitas mereka begitu harmonis dan mesra bahkan NU dan Muhammadiyah saling menyapa.(bersambung)

_________________________________________________
Disclaimer:
Tulisan ini hanya sebatas pengetahuan saya yang papah. Satu waktu bisa dibenturkan oleh informasi atau fakta yang berbeda.
Janganlah bersedih hati atas urusan yang menghimpit hidupmu, bisa jadi di dalam deritamu Allah sembunyikan rahmat-Nya, Allah tidak pernah tidur dan sangat Maha Kuasa untuk mengubah hidupmu.
Minta maaf jika ada persoalan atau hak yang belum diselesaikan diantara saya dengan saudara-saudari, Insya Allah segera dipenuhi. Jangan ada rasa benci diantara kita sebab Allah hanya menciptakan potensi cinta diantara kita sesama mahluk Allah yang dimanesfestasikan dengan kasih sayang. Tidak ada kebencian, kecuali cinta yang kau lukai.