Tidak Laba
Alhamdulillah
Bismillah-irrahman-irrahim
04 Juli 2012
Bagi anda yang memiliki usaha pasti sangat paham hitung-hitungan ekonomi mengenai untung, rugi, break event point dan lain sebagainya. Sebenarnya saya sangat tidak setuju dengan konsep bahwa tidak laba adalah rugi. Konsep-konsep dagang manusia modern begitu sangat linier. Padahal ada wilayah yang diluar jangakaun hitung matematis manusia. Derajat manusia bukan mengejar-ngejar uang. Uang hanyalah efek dari perbuatan manusia. Kalau ada orang menitipkan motornya pada kita, maka kita harus membuatnya aman. Sebagaimana seorang muslim harus memberi rasa aman dimanapun dan kepada siapapun.
Ada pernyataan yang pernah saya tulis, bahwa kehancuran abad modern adalah manusia tidak dapat membedakan mana yang harus diperjual-belikan. Sangat nyata kalau hari ini dana pencetakan kitab suci-pun dikorupsi. Hari ini kita digiring untuk menjauhi asal-usul diri kita dari segala aspek, maka kalau setiap perbuatan atau usaha yang dilakukan tidak menghasilkan laba, hal ini dianggap sia-sia atau rugi. Dan yang terjadi kita lebih memilih wilayah basah yang sangat nyata hasilnya tapi itu semua jauh dari tauhid. Ditawarkan surga, nyatanya adalah neraka. Apakah gerak daun yang mendekati cahaya hanya sebatas gerak fisika untuk memenuhi makanan fotosintesis?. Gerak daun itu merupakan gerak rohani, karena ia dilengkapi oleh klorofil maka memiliki kecenderungan untuk membutuhkan cahaya tunduk kepada hukum kausalitas Allah.
Belajar dari kejadian tadi malam, sahabat saya Mas Eko Haryanto. Ketika menziarahi siakad untuk melihat nilai, ada semacam kecemasan, sebab beliau mengakui jarang sekali mengikuti kuliah bahkan ada satu matakuliah yang tidak mengikuti UAS dan sudah memproklamirkan untuk mengulang tahun depan. Sebenarnya saya sudah memprediksi, tidak akan terjadi hal yang fatal dengan angka-angkat itu, kalau saya katakan secara nyata kepada khalayak saya takut itu akan batal karena hal itu akan membuat saya geer disangka mampu meramal nilai seseorang. Maka saya memilih diam, karena ada yang lebih pantas untuk menyampaikan wilayah-wilayah dalam kategori sirr yaitu ustad Andry Muhayat.
Hasilnya lumayan bagus, saya sedikit agak takjub juga melihatnya. Jarang masuk kuliah, tidak mengikuti UAS, tiba-tiba cetak nilainya A. Bagi anda adakah yang mau meniru sikap seperti ini?. Kalau ada orang nilainya bagus padahal jarang masuk kuliah, tidak mengikuti uas, jangan langsung ditiru hal ini. Tapi cari tahu kenapa ia jarang masuk kuliah, apa sebab ia tidak mengikuti uas. Sehingga ketika anda menirunya, itu bukanlah wujud dari tidak masuk kelas dan tidak ikut uas, melainkan terjemahan dari niatnya tadi dari keadaan kita.
Saya coba pahami apa yang terjadi. Setahu saya Eko ini melakukan kegiatan yang sangat tidak ada labanya. Beliau lebih memilih bercucuran keringat dijalanan menyuarakan kebisuan tangis rakyat dari pada duduk di zona nyaman ruangan ber-AC dan memilih memikirkan banyak orang dari pada kepentingan mendapatkan nilai yang tidak memiliki relevansi dalam kondisi sosial masyarakat. Maka setiap perilaku yang kita lakukan namun memiliki nilai kemanfaatan yang tak dapat dinilai dengan angka bukanlah rugi, dihadapan manusia tindakan itu bisa dikatakan tidak laba--tapi tidak ada yang tahu jika yang melihat adalah Allah Yang Maha Memiliki Kepastian.
*Catatan: Kalau yang bersangkutan baca tulisan ini jangan geer ya...