Alhamdulillah
Bismillah-irrahman-irrahim
Setelah pulang dari kampus sambil menerobos hujan, tiba-tiba muncul kesadaran baru untuk mentertawakan diri sendiri. Hal-hal kecil yang kadang terlewatkan atau tidak dilirik samasekali oleh orang-orang ternyata mampu menghadirkan kemerdekaan bagi dirinya.
Bismillah-irrahman-irrahim
Setelah pulang dari kampus sambil menerobos hujan, tiba-tiba muncul kesadaran baru untuk mentertawakan diri sendiri. Hal-hal kecil yang kadang terlewatkan atau tidak dilirik samasekali oleh orang-orang ternyata mampu menghadirkan kemerdekaan bagi dirinya.
Biasanya peraturan seorang dosen
saat memberikan matakuliah adalah mewajibkan mahasiswanya berpakaian rapi,
sopan, dan ‘bersepatu’. Untuk yang hal
bersepatu ini menjadi sesuatu yang menarik buat saya. Seorang Kawan sering menghadiri
kuliah dengan sandalnya yang melegenda. Tidak ada yang tahu pasti kenapa beliau
memakai sandal. Apakah karena kemerdekaannya sebagai manusia atau ingin melawan
mainstream?.
Sepatu di era-modern banyak dipakai
untuk menghadiri aktivitas manusia modern. Katanya fungsi sepatu adalah
melindungi kaki, tapi sebelum memakai sepatu harus pakai kaos kaki dulu agar tidak
lecet kakinya. Pertanyaannya, sepatu ini dipakai melindungi kaki atau mengancam
kaki?. Saya harus memberikan apresiasi kepada kawan saya yang sudah mengambil
keputusan yang merdeka untuk memakai sandal saat kuliah. Beliau tidak ingin
menjadi korban kebodohan dari benda modern yang disakralkan itu.
Kalau memakai sepatu adalah
bentuk kesopanan. Hal ini pun perlu kita pertanyakan kembali. Apa benar standar
kesopanan itu dilihat dari orang yang pakai sepatu atau tidak pakai sepatu. Bukankah yang
terjadi sekarang orang yang korupsi, bertindak asusila, kriminal adalah orang
yang memakai sepatu. Hari ini masih berlaku bahwa untuk masuk ke dalam masjid kita
tidak diperbolehkan memakai sepatu kecuali kalau masuk ke klub malam.
