Jun 1, 2014

Pedagang Ikan

Bismillah-irrahman-irrahim
(Sumber :http://jendamunthe.files.wordpress.com/2011/11/keramat_jati.jpg)

Sewaktu melintasi jalan raya bogor terlihat dipinggir jalan Pasar Ikan Kramat Jati yang pedagangnya banyak menjajakan hasil laut dipinggir sepanjang jalan raya. Sering muncul pertanyaan, kenapa para pedagang menjual aneka jualan yang jenisnya semua sama, ditempat yang sama, dan saling bersebelahan. Saya juga ngga berani menyebut itu semacam tindakan yang ngga kreatif. Sesungguhnya ada hal apa dengan tindakan budaya semacam itu.


Dengan husnudzon saya beranggapan. Bahwa sesungguhnya manusia Indonesia sangat paham atas regulasi rizki yang semuanya ditentukan oleh Allah. Meskipun kanan-kiri menjual aneka dagangan yang sama, mereka tidak pernah saling menjatuhkan, tidak saling menghujat, dan tidak pernah mengatakan "ikan saya ini paling segar loh dari pada ikan yang disebelah". Ngga kebayang kan kalau kanan-kiri saling menjatuhkan dan menjelekkan barang dagangan satu sama lain, bisa-bisa tidak ada kerukunan di pasar yang ada pasar menjadi arena tawur antar pedagang sehingga pembeli pergi melangkahkan kakinya dari pasar. Alhamdulillah, patut kita syukuri dengan kerukunan antar pedagang dan atas kepercayaan bahwa rizki sudah ada yang mengatur membuat pasar masih sering dikunjungi oleh para pembeli. Betapa tingginya mak'rifat para pedagang-pedagang itu.

Lihat berita-berita mengenai tokoh-tokoh politik dan capres-capres kita. Kelompok yang satu dengan yang lain saling menjatuhkan, menghujat, gemar memakan bangkai. Kalau boleh usul, semestinya ketika nanti Prabowo dan Jokowi bertemu keduanya saling mempersilahkan. Misalnya, Pak Prabowo bilang "bapak sajalah yang jadi capres bapak kan bagus sering turun ke bawah" kemudian juga Jokowi mempersilahkan ke Prabowo "ah.. Bapak sajalah yang jadi presiden, bapak kan tegas, Indonesia ini butuh pemimpin yang tegas". Kalau pasangan tersebut bisa menunjukan sikap dan perilaku seperti itu tentu masyarakat tidak akan pergi meninggalkan arena pemilihan. Rakyat yang berdagang saja mampu menunjukkan sikap saling rukun satu sama lain, lah kok calon presiden dan pejabat-pejabatnya malah saling tawur.

Apalagi kalau teman-teman sekalian perhatikan bagaimana cara mendaulat imam dalam sholat berjamaah. Disana akan ada mekanisme kebudayaan musyawarah untuk mufakat menentukan siapa imamnya. Tidak pernah saya saksikan ada seseorang yang langsung nyelonong kedepan kemudian bilang dan menunjuk "ayo saya jadi imam, saudara-saudara semua baris di belakang saya jadi makmum".


-----

Rakyat itu RI-1 sementara presiden adalah tenaga outsourcing yang dimandati oleh rakyat untuk ngurusi listrik, air, jalan, infrastruktur, distribusi pupuk, bahan baku tempe-tahu dan sebagainya. Sebab rakyat yang biayai presiden, maka presiden adalah buruhnya rakyat.