Nov 13, 2010

Merapi-kan diri

Langit Barat Jakarta, 13 November 2010

Indonesia adalah negara yang luas, kekayaannya membentang dari sabang sampai merauke. Letaknya yang berada di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia memilliki dua musim tropis yaitu hujan dan panas. Nusantara memiliki matahari, hujan dan alam yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Matahari memberikan kehidupan yang memberikan daya kemampuan untuk tumbuh dan berkembang , hujan adalah rahmat Allah yang menyuburkan bumi untuk kehidupan. Dua unsur tersebut adalah resource yang dapat kita dayagunakan untuk mengelola alam yang arif dan bijaksana.

Tanahnya yang subur dapat kita tanami berbagai macam jenis tumbuhan yang memberikan sumber pangan untuk kelansungan hidup manusia. Ini baru memanfaatkan apa yang ada diatas bumi Indonesia, kita bisa tanami kemudian kita panen dan itu tidak akan habis. Kekayaan yang dimiliki Indonesia tidak hanya ada diatas tetapi juga ada di dalam, kalau kita gali maka kita akan menemukan sumber daya mineral yang tentunya setelah digali itu akan habis.

Sebagai manusia kita memiliki tiga hubungan dasar yang harus kita jalin. Pertama, hubungan manusia dengan manusia. Hubungan manusia dengan manusia adalah aktualisasi perilaku, mekanisme sosial serta segala tatanan kehidupan bersama, kapan saja dan dimana saja untuk mewujudkan puasa sosial, semakin luas puasa horisontal kita, maka darajah dan karamah akan melijitkan kita semakin dekat kepada Kasih sayang Allah.

Kedua adalah hubungan manusia dengan Allah. Hubungan pokok ini amatlah penting dalam mencapai hakikat kehidupan. Siapapun engkau jika hatimu tergores maka datanglah Kepada Dia Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Dukamu semua tidak mungkin terselesaikan dengan mendatangi DPR, Istana negara dengan menyuarakan lantang segala macam penderitaan yang kau alami. Kalau kita masih mendatangi selain-Nya maka kita belum mengenal siapa Allah. Sesunguhnya sunyi tidak pernah ada kesunyian, karena ada Dia Yang Maha Melihat lagi Maha Mendengar.

Ketiga, hubungan manusia dengan alam. Manusia tidak dapat berekspresi kalau tidak ada panggung yang menjadi tempat manusia melakukan ekspresinya. Alam adalah tempat manusia untuk survive dalam menjalani kehidupannya. Hukum alam adalah hukum Tuhan yang mutlak dan tidak ada seorangpun yang dapat menghindar dari hukum sunatullah kecuali Ia yang diberikan hak istimewa oleh Allah. Dengan kemampuan atas akal yang dimiliki manusia untuk mampu berpikir maka manusia harus dapat menyesuaikan diri dengan Alam.

Mentawai Sedang Merapi-kan diri

Jika manusia tidak menghormati alam maka yang terjadi adalah reaksi alam atas tindakan manusia yang dhalim. Tsunami di mentawai adalah reaksi alam untuk merapi-kan diri karena tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab mengotori pantai , membuang sampah di sungai yang kemudian bermuara ke laut sehingga mencemari laut, maka laut dengan caranya sendiri merapi-kan dirinya untuk membersihkan kotoran-kotoran yang mencemarinya.

Laut adalah jalan tol yang biayanya murah dibandingkan membangun jembatan. Karena untuk membangun jalan tol ini kita tidak perlu menggusur rumah, yang diperlukan untuk membangun jalan tol ini adalah dermaga atau pelabuhan dan juga perangkat bongkar muat. Biaya pengiriman barang komoditas jeruk dari Pontianak ke Jakarta lebih mahal dibandingkan dengan mengirim jeruk dari China ke Jakarta. Di jepang untuk mengirim besi melalui laut dikenakan biaya 4 yen per ton kilometer, lebih murah dibanding melewati darat yang bisa mencapai 44 yen per ton kilometer. Dengan demikian biaya pengiriman via laut lebih murah sepuluh kali lipat dari pada pengiriman via darat.

Di Indonesia belum ada regulasi yang mengatur bagaimana barang-barang yang ada di pulau jawa sama dengan harga barang di Indonesia Timur seperti Papua. Untuk itu kita harus bisa mendekatkan kepulauan-kepualauan yang ada di Indonesia, dengan cara membangun pelabuahan-pelabuhan Internasional bukan hanya bandara-bandara Internasional, meskipun Bandara Soekarno-Hatta adalah bandara Internasional namun keadaannya sama dengan terminal kampung rambutan.

Merapi sedang Merapi-kan diri

Letusan gunung merapi yang kini terjadi tentunya bukan sesuatu yang baru melainkan sudah terjadi sejak dahulu. Candi Borobudur yang terpendam adalah salah satu buktinya. Daerah disekitar merapi adalah daerah yang subur karena kita dapat menemukan banyak kerajaan diderah merapi. Apa yang terjadi sekarang adalah Merapi sedang merapi-kan diri yaitu sedang membangun atau merekonstruksi daerahnya untuk kembali subur karena banyak tangan-manusia yang menyedot kekayaannya. Mbah-mbah kita yang hidup pada zaman dahulu tidak pernah mengucapkan bahwa letusan merapi adalah bencana karena mereka telah menyiapkan diri untuk menghadapi segala dinamika perubahan alam. Letusan merapi adalah bencana kalau kita tidak dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

Ada tiga tahapan dalam pengangan bencana yaitu: tanggap darurat, transisi atau peralihan, dan tahap rekonstruksi. Apa yang kita lakukan saat ini pada korban merapi, mentawai dan wasior tentunya baru menyelesaikan masalah kekinian. Tahap yang paling penting dan utama adalah tahap rekonstruksi yaitu melakukan pemulihan dan penataan kembali para korban untuk dapat kembali hidup seperti semula, membangun sarana dan prasarana desa, dan membangun basis-basis ekonomi atau mata pencaharian dengan pendekatan penghidupan berkelanjutan, karena mereka tidak mungkin lari dari tempatnya untuk mencari mata pencaharian baru.

Masa lalu akan terulang pada masa berikutnya dan segala hal yang terjadi pada masa lalu bukan untuk kita lupakan. Melupakan masa lalu adalah melupakan cara bagaimana menghadapi masalah yang akan terjadi pada masa kini. Oleh karena itu kita harus menarik masa lalu untuk kita pelajari dan secara bersamaan kita dapat mempertahankan kebudayaan Indonesia.