Dec 18, 2013

Hitam, Tinggi, Pendek, ....

Bismillah-irrahman-irrahim
Kalau ayam ya jangan pernah paksakan ia untuk bisa terbang. Karena Allah ciptakan ayam untuk mengemban amanat untuk mensuplai gizi kepada manusia dengan daging dan telornya. Laba-laba diberikan amanat oleh Allah untuk melindungi Rasulullah dan Abu Bakar ketika dikejar oleh pasukan Abu lahab saat berhijrah. Jadi jangan paksakan ayam jadi burung, dan jangan paksakan burung jadi ayam. Wahai ayam jadilah ayam, wahai burung jadilah burung. Ayam tidak boleh direndahkan karena ia tidak bisa menghasilkan susu. Sapi tidak boleh dipaksakan menjadi burung. perdamaian adalah ketika ayam tetap ayam, sapi tetap sapi, dan burung tetap menjadi burung.

Ini menanggapi apa yang terjadi dengan sahabat saya minggu-minggu ini. Sebelum saya bahas itu saya ingin beritahu bahwa acara-acara televisi nasional kita semuanya sangat kacau mereka di manajemen dengan konsep industri kapitalistik. Dimana manusia dijadikan komoditas barang dagangan untuk mencari keuntungan. Ratingnya yang penting harus lucu, meskipun itu harus merendahkan martabat manusia. Hari-hari di televisi dihiasi oleh artis, presenter, selebriti yang tidak peduli dengan tata krama dan sopan santun, apalagi dalam ukuran agama islam, dalihnya adalah demokrasi dan kebebasan ekspresi. Jadi tayangan-tayangan yang ada di Teve hanya untuk diperuntukan bagi orang-orang yang tidak punya daya untuk menguyah, menghayati, dan mendalami. Sehingga yang diproduksi oleh Teve adalah joget, joget, joget dan itu menjadi acara terbaik, serta setiap hari disuguhkan kepada seluruh manusia Nusantara. Untuk itu kita tidak perlu berpikir tentang mutu pendidikan, kebudayaan, nilai-nilai, dan akhak. Sebab ngga ada kekuatan yang dibangun untuk merevolusi hal itu, dan kita semua diam saja.

Baik ini inti tulisan yang ingin saya sampaikan. Saya menulis ini karena ada tanggung jawab secara moral,  sosial,  dan karena saya mencintai anda semua, terutama yang masih menjadi manusia. Kalau ada orang yang mengatakan anda pendek. Apa kira-kira yang ada dibenak pikiran anda. Saya yakin anda akan marah. Begitu juga kalau ada yang mengatakan anda hitam. Pasti yang ada dibenak anda bahwa kulit hitam itu jelek. Kita coba melakukan pendekatan melalui aksi dan reaksi. Jangan sampai salah, bahwa aksi adalah pemahaman kita terhadap sesuatu. Dan reaksi adalah perilaku yang anda lakukan akibat terjemahan dari aksi tadi. Anda percaya atau tidak, Allah itu menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya. Manusia adalah ahsani taqwim.Kemudian kenapa kita harus marah dan berpandangan bahwa pendek itu jelek yang bagus adalah tinggi, mancung itu bagus sementara kalau tidak mancung adalah jelek, kulit hitam itu tidak cantik dan yang cantik adalah yang kulitnya putih. Hal ini karena aksi kita dalam memahami sesuatu. Kita terjebak oleh sikap materialisme. Dimana sesuatu itu dipandang hanya dalam bentuk kebendaan. Kalau kamu ditakdirkan jadi manusia Indonesia, maka jadilah manusia Indonesia dengan jawamu, manusia Indonesia dengan batakmu, manusia Indonesia dengan minangmu. Kalau Allah ciptakan manusia Indonesia dengan kulit yang tidak putih dan juga tidak terlalu hitam, tidak pendek dan juga tidak tinggi, maka kita harus siap untuk jalankan amanat yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Jadi kepada siapapun saja. Kalau ada yang mengatakan anda hitam, atau apapun itu. Tidak perlu risau terhadap itu. Mungkin itu adalah bentuk ungkapan cinta kepadamu. Rasulullah, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita, cara tercepat untuk  membalikan polaritas persepsi negatif menjadi positif, yakni dengan bersyukur. lainsyakartum laaziidannakum. Jika kalian bersyukur pasti akan Aku tambah ni’mat-Ku padamu. Terpaan apapun yang kamu terima dari luar adalah katalis, penyerapan terhadap katalis ini disebut aksi. Dan tindakan dari hasil aksi itu adalah reaksi.
Wasalam
0.35, barat jakarta