Dec 7, 2013

Wasathan atau diWolak-Walik ?



Alhamdulillah
Bismillah-irrahman-irrahim

Saya tegaskan kepada siapapun. Saya ini tidak berani merekrut Allah untuk kepentingan pribadi apalagi golongan. Kalau ada satu, dua, atau tiga calon pemimpin minta didoakan. Maka saya akan doakan semuanya dengan kalimat seperti ini :
“Ya Allah kalau ada diantara mereka yang menurut pandanganMu adalah pas untuk menjadi pemimpin. Mohon jangan ada yang menghalanginya atau menjegalnya”.

Ini menyoal hasil verifikasi Calon Ketua dan wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UNJ. Hasilnya telah ditetapkan satu calon tunggal yang akan menjadi kandidat calon Ketua dan Wakil ketua BEM UNJ. Pertama, sah-sah saja bagi saya kalau hanya ada satu calon, namun dengan catatan : saya setuju kalau seorang pemimpin layaknya dipilih sebagaimana mendaulat seorang Imam pada saat melakukan sholat berjamaah. Hal tersebut lebih mencapai mufakat, sebab verifikasi dilakukan langsung dihadapan para makmum dan sangat transparan. Kalau perkara imam-nya "kentut" pada saat shalat, maka ada mekanisme fikih yang mengatur bagaimana seharusnya yang dilakukan oleh Imam.

Kalau ini adalah proses berdemokrasi, maka penyelenggara PEMIRA BEM UNJ harus berkepribadian “Wasathan”, pihak yang tidak memihak, namun mampu menyelenggarakan pemilu agar berjalan dengan tertib dan memberikan keputusan yang adil. Kalau Penyelenggara PEMIRA BEM UNJ tidak punya kepribadian yang transparan, maka ia bisa diwolak-walik oleh siapa saja yang mendalanginya, alias bisa jadi boneka.

Kedua, sebelum diteruskan, saya bertanya kepada saudara-saudara semua, “Apakah masih akan kita teruskan atau di stop disini saja?”.


Kekerasan adalah 5 dibilang 1, ada dibilang tidak ada, mengumpulkan dinyatakan tidak mengumpulkan.
Kun fayakun…
Fayakun…
Fayakun…              
Fayakun…