Jul 23, 2014

Membayar Kewajiban



Kalau darah harus muncrat
Bukan karena luka
melainkan karena dilukai
Kalau jantung harus berhenti
Bukan karena waktu-Nya
melainkan dihentikan paksa
Kalau seperjuta hologram harus lepas dari raga
hingga melahirkan tragedi
Ini bukan peristiwa religi apalagi religius
Ini juga bukan peristiwa politik apalagi ekonomi
Ini adalah peristiwa pencurian hak Allah terhadap manusia


Ini bukan pertandingan tapi pembantaian. Siapapun yang memiliki kesadaran kediriannya sebagai manusia maka akan memasuki penghayatan mendalam atas luka saudaranya dan tidak akan meringankan hatinya atas tindakan pencurian hak Allah terhadap manusia. Sejatinya manusia tidak akan sanggup untuk tentram atas saudaranya yang kelaparan, atau tidak mampu untuk tidak gelisah melihat saudaranya dilukai.

Tidak ada yang lebih bahagia bagi manusia kecuali hidup dalam peristiwa yang sakinah. Baik yang terjadi dalam hidup kita sendiri maupun untuk saudara-saudara kita. Atau sekurang-kurangnya mencapai perjanjian untuk damai. Hal ini sangat diharapkan oleh saudara-saudara kita di palestina yang hampir sepanjang sejarah hidupnya harus membayar mahal untuk hidup ditanah kelahirannya sendiri. Mereka serasa numpang di rumahnya sendiri.

Mohon maaf, peristiwa 350 tahun dimana bangsa Indonesia harus mempertahankan harga dirinya, tidak menjamin bangsa kami memahami bakatnya untuk merasakan nikmat berjamaah. Sebab tidak sedikit dari kami juga sedang memasuki kebodohan. Dari sini Anak-anak muda Indonesia sedang asyik mendengarkan musik dari headset ditelinganya, berajojing di didiskotik, berduyun-duyun ria keliling bersama kelompok motornya, pergi pacaran pakai uang bensin dari orangtuanya. Sementara kaum muda bangsa palestina harus dirujak peluru dari ketapel bermesin, menyulap arena sepakbola menjadi arena berdarah yang melahirkan duka, mendengarkan musik suara reruntuhan rumah pemukiman, mengumpulkan batu bukan untuk membangun jalan apalagi perumahan melainkan untuk ber-intifada.

Saudara-saudara kita di jalur gaza sedang membayar kewajiban-kewajibannya menyongsong cinta Allah, sebab pertolongan Allah bukan untuk ditunggu melainkan untuk dikerjakan. Kalau masih ada wilayah manusia di dalam ruang penderitaan saudaranya, hendaknya kita berjamaah untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban itu. Berjamaah adalah kalau baju saudaramu sobek dibelakang maka ia harus ada di depanmu untuk menutupinya, kalau baju saudaramu sobek didepan maka ia harus ada dibelakangmu untuk menutupinya, kalau baju saudaramu sobek dikiri maka ia harus berada di kananmu untuk menutupinya, kalau baju saudaramu sobek dikanan maka ia harus berada di kirimu untuk menutupinya.

Jauh di Jalur Gaza sana saudara kita sedang sungguh-sungguh berjuang memperjuangkan al-haq, namun kita mungkin punya banyak hutang terhadap kebenaran-kebenaran yang diomong-omongkan. Belum satupun kebenaran yang diomongkan itu kita buktikan dengan tindakan nyata, kita sudah merasa pejuang yang paling pejuang. Mohon maaf kalau kebenaran ternyata hanya menjadi festival di bibir maupun di kepalan tangan .
***