Bismillah-irrahman-irrahim
Jam tangan yang harganya hampir sama dengan satu buah mobil, tidak akan dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab faktor transportasi bukanlah hal yang perlu diperhitungkan. Apalah artinya biaya transportasi, terhadap volume jam tangan yang bisa digenggam. Tapi untuk harga tiwul, gegok, arem-arem, sayuran, beras, ikan, cabe, bukan hanya komponen transportasi saja yang diperhitungkan, biaya operasional juga pasti megalami kenaikan. Perahu nelayan udah ngga pakai layar berkembang lagi, untuk mengantarkan beras agar sampai ke pembeli udah ngga pakai cikar.
Jam tangan yang harganya hampir sama dengan satu buah mobil, tidak akan dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab faktor transportasi bukanlah hal yang perlu diperhitungkan. Apalah artinya biaya transportasi, terhadap volume jam tangan yang bisa digenggam. Tapi untuk harga tiwul, gegok, arem-arem, sayuran, beras, ikan, cabe, bukan hanya komponen transportasi saja yang diperhitungkan, biaya operasional juga pasti megalami kenaikan. Perahu nelayan udah ngga pakai layar berkembang lagi, untuk mengantarkan beras agar sampai ke pembeli udah ngga pakai cikar.
Bagi orang kaya pemilik kendaraan mewah ngga ada
dampak yang berarti. Sebab mobil mewahnya bukan minum premium, tapi ya mesti menenggak
v-power atau pertamax. Apalah artinya pengeluaran uang untuk BBM non-subsidi
dibandingkan pengeluran kongkow-kongkow, dugem, makan ditempat berkelas. Lihat dan
tengok pakde-pakde, bude-bude, atau mbok-mbok yang membuka warung makannya
untuk para sopir taksi, sopir bajaj, tukang gali tanah, kuli. Akhirnya rakyat
kecil yang masih belum sembuh atas dampak kenaikan harga BBM tahun kemarin
harus tambah kesengsaraannya.
Allah Maha Pemberi rizki dan segala nasib setiap orang ada ditangan Allah. Dengan demikian apa berarti pemerintah, organisasi, umat manusia, NGO, koperasi rakyat bebas tugas dari tanggungjawab dan menghilangkan kasih sayang pada mereka yang semakin sengsara. Lantas Tuhan dijadikan staf khusus untuk mengurusi rakyat yang menderita. Sementara manusia yang di-amanat-kan sebagai khalifah fil-ardh, absen.
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama
Itulah orang yang menghardik anak yatim
Dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
sholat
(yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya
Orang-orang yang berbuat riya
Dan enggan (menolong dengan) barang berguna
(Al-Qur’an, 107:1-7)
Masalahnya bukan
pada “setuju atau menolak kenaikan harga bbm”. Tapi apa manusia tahan dan
sanggup hidup dalam kerusakan dan bau busuk yang kian hari menggelamkannya. Kita
semua masih ingat uang para pemuda ashabul
kahfi . Setelah 309 tahun tertidur, nilai uang yang dibawanya ke pasar tidak
berubah. Apakah rupiah akan berposisi seperti uang ashabul kahfi ? sulit untuk dibayangkan untuk menjadi kenyataan. Sebab
kita semua bukan lagi masuk dalam sistem demokrasi, globalisasi, siapasi. Namun
seluruh mahluk di dunia sudah masuk dalam sistem Negara Dajjal yang luas
teritorialnya tidak dibatasi laut atau perbatasan geografis apapun.
Dulu banget,
ketika barter jadi sistem
tukar-menukar. Rakyat guyub rukun, masih ingat tetangga disebelahnya, gotong
royong bangun jembatan, gugur gunung membersihkan desa, tata nilai dan
keindahan masih terjaga. Makan dari hasil yang ditanam, dan saling
tukar-menukar melengkapi kebutuhan satu
sama lain. Tapi karena program kerja global dajjal di muka bumi adalah “jangan
biarkan rakyat Indonesia yang kekayaan alamnya melimpah hidup toto tentrem kerto rahardjo”, maka dicetaklah
uang ketas sebagai alat pembayaran oleh perusahaan dajjal, dengan jaminan logam
mulia yang dikandung ibu pertiwi. Semenjak itu rakyat hidup individualistik,
fokusnya adalah mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya meskipun harus ada yang
disakiti, sebab segala konsep ekonomi modern yang lahir prinsipnya adalah
mengeksploitasi. Aslinya pun ongkos pencetakan uang itu tidak sebanding dengan
nilai uang yang berlaku. Kalau pemerintahan bubar dan Negara dajjal hancur,
uang kertas bisa seperti tisu di toilet.
Baginda
Khidir AS. baru saja kemarin mencekik anak kecil. Hari ini beliau telanjangi
perilaku mental pemerintahan Indonesia, dikuakkan kehinaan perilaku
pejabat-pejabatnya, diperlihatkan wajah asli media-media massa dan partai-partai
politik. Semua atas izin Tuhan, terukur dan tertata. Tapi silahkan kalau masih ada
“manusia” yang sanggup hidup dalam kegelapan. Saya menulis ini juga belum tentu
sanggup mengatasi semuanya dan disetiap perilaku saya yang dianggap baik, pasti
tetap ada sisi buruk. Mengenai dajjal yang disertakan dalam tulisan ini, ia bukan
sains fiksi, mitologi gunung kawi, bukan klenik, dan bahasa religi. Koran dan
media-media massa tidak akan pernah mengungkapkannya apalagi memperjelas
software dan hardware Negara Dajjal. Dari balik meja kantor adikuasa, semua di remote. Untuk itu para akademisi bisa
teliti, untuk diajukan sebagai skripsi “Peran Dajjal dalam Pembangunan Ekonomi”.
Langit Barat Jakarta, 03:00