Mar 14, 2015

Batu yang Diemaskan


Kalau lagi kepepet atau mungkin karena senang, kita pasti pernah makan mie rebus. Ada banyak aneka rasa mie rebus. Mie rasa soto ayam , mie rasa ayam bawang, mie rasa gulai, ada banyak varian rasa yang dijual. Tapi sadarkah kita, bahwa yang kita makan adalah rasa. Apakah rasa sama dengan aslinya?. Dengan menikmati mie rebus rasa ayam bawang, kita bisa menikmati mie rasa ayam bawang, tanpa tahu sejatinya ayam. Pada kemasan terlihat sajian mie dengan telur, ayam goreng, tomat, dan sayuran. Tapi ternyata setelah dibuka, hanya ada mie dan bumbu yang memberikan rasa. Kita hanya mengenal rasa, bukan aslinya.


Mengenai mie rebus yang hanya rasa itu, ternyata terbawa juga di dalam praktik kehidupan negara kita. Trend batu akik sedang digemari oleh masyarakat. Biasanya untuk melihat jenis dan kualitas batu diperlukan alat bantu dan parameter-parameternya. Sehingga kita dapat menyimpulkan jenis dan kualitas batu itu. Hal ini baru pada tatanan batu. Bagaimana dengan mengenal kualitas manusia atau pemimpin?. Di dalam pendidikan kita pasti diajarkan, mana manusia yang memiliki kualitas mutiara dan batu, bermutu dan yang tidak. Kita diajarkan  sifat dan perilaku jujur, amanah, dan dapat dipercaya. Setidaknya sifat dan perilaku itulah yang mesti ada di dalam manusia atau seorang pemimpin. Tapi hari ini kondisi bangsa kita, tidak mengerti mana batu dan mutiara, alat yang digunakan untuk memperkenalkan seseorang sudah tidak lagi memiliki kemurnian untuk membumikan berita langit. Penuh rekayasa dan tipu daya. Akhirnya ada mutiara yang dibuang, sebab sudah sangat blawur beda antara batu dan mutiara. Dan kemudian ada batu yang diemas-emaskan dengan pencitraan melalui berbagai macam media massa. Hanya karena batu tersebut diberi warna kuning, maka semuanya percaya kalau itu adalah emas, sebagaimana kita menikmati mie rasa ayam bawang. Berbahanya, demokrasi memberikan peluang dimana satu kilogram emas dan satu kilogram batu sama-sama bisa dipilih.

Ya akhirnya, jeruk hanya dipakai untuk mencuci piring dan tangan. Sementara yang diminum adalah rasanya jeruk, tanpa mengenal sejatinya jeruk.